Assalamualaikum WRB. Postingan Kali Ini Tentang Sejarah Singkat Syeikh Muhiyi Gunung Jukung Pulosari.Nama Beliau Adalah Syeikh Muhiyi Atau Masyarakat Sekitar Menyebutnya Syeikh Mukiyyi,Makamnya Terletak di gunung Jukung Pulosari Pandeglang Banten,Untuk Menuju Kelokasi Makam Kendaraan Roda Dua & Roda Empat cuma Sampai Di Kampung Sampalan Lega Kadu Seeng Kec.Saketi Kab.Pandeglang Banten Selanjutnya Peziarah Berjalan Kaki Menuju Lokasi Makam .menurut informasi yang di dapat dari Pengasuh Ponpes AHLUSUNAH WAL JAMA’AH Cimanying Menes Yaitu Ibu Hj.E.Latifah Beliau Menuturkan Bahwa Syeikh Muhiyi Mempunyai Nama Panjang Yaitu Syeikh MUHYIDIN (1670) M. Kemudian Ibu Hj.E.Latifah Menyebutkan Bahwa Ayahanda Beliau Adalah KH.ENTOL AHMAD ASRORIE Bin Syeikh Isra Bin Syeikh Sanawi Bin Syeikh Sayyid Bin SYEIKH MUHYIDIN Bin Abdul Fatah Bin Sultan Ageng Tirtayasa,Tercatat Dalam Silsilah Keluarga Beliau Bahwa Syeikh Mansyur Cikaduen Tidak Lain Adalah Saudara Kandung Daripada Syeikh Muhyidin (Muhiyi),Menurut Informasi Syeikh Muhyidin Adalah Kakak Daripada Syeikh Mansyur Cikaduen.
Penulusuran Sejarah Syeikh Muhiyi Kami Mulai Dari Cerita Masyarakat Setempat .Salah Satu Narasumber Kami Yaitu Ustadz Bahrul Menceritakan Bahwa Di Kampung Kadu Meong Desa Kaduronyok Kec.Cisata Kab.Pandeglang Mempunyai Versi Sejarah Tersendiri Tentang Sosok Ulama Besar Yang Bernama Syeikh Muhiyi, Saat Dimintai Keterangannya Ustad Bhrul Menuturkan Bahwa Adalah Ki Rabal Bin Ki Rasam (Nama Kasepuhan) Yang Menceritakan Sejarah Ki Muhiyi Secara Turun Temurun Di Desa Kadu Meong , Di Jamannya Syeikh Muhiyi Merupakan Seorang Ulama Dan Juga Pendekar,Beliau Juga Menjadi Target Incaran Tentara Belanda ,Suatu Ketika Belanda Memerintahkan Para Centengnya Dari Golongan Jawara Untuk Menangkap Syeikh Muhiyi .Setelah Belanda Mendengar Kabar Bahwa Pada Saat Itu Syeikh Muhiyi Sedang Berada Di Desa Kananga Maka Bergegaslah Jawara Suruhan Belanda Menuju Kampung Kananga,Lalu Syeikh Muhiyi Lolos Dari Kepungan Musuh Dan Melarikan Diri Ke Jalaprang Kp.Kadumeong Tapi Tidak Sampai Di Situ Centeng Belanda Terus Mengejar Syeikh Muhiyi Menuju Jalaperang Kp.Kadumeong ,Saat Syeikh Muhiyi Mengetahui Kedatangan Centeng Belanda Beliau Tidak Diam Saja Beliau Melakukan Perlawanan Dengan Cara Melemparkan Batu Kepasukan Belanda ,Sekarang Daerahnya Di Sebut Batu Bandil jalaperang .
Setelah dirasa Dahsyatnya Perlawanan Dari Pihak Musuh Kemudian Syeikh Muhiyi Menyelamatkan Diri Dan Melanjutkan Perjalanan Menuju Kampung Sampalanlega Dan Melaksanakan Sholat Diatas Batu ,Saat Ini Tempat Bekas Sholat Syeikh Muhiyyi Dinamakan Batu Pangsolatan Ki Mukiyi ,Batu Tersebut Terletak Tidak Jauh Dari Masjid Kampung Sampalanlega kec.saketi, Kemudian Syeikh Muhiyi Melanjutkan Perjalanan Ke Gunung Jukung Yang Terletak Di Wilayah Gunung Pulosari ,Dikarnakan Gencarnya Kepungan Pasukan Belanda Terhadap Beliau Akhirnya Syeikh Muhiyi Di Tangkap Oleh Pasukan Belanda Di Gunung Jukung Dan Setelah Di Tangkap Lalu Di Penggal Kepalanya Oleh Pasukan Belanda Jasadnya Di Kubur Di Gunung Jukung (Tempat Yang Sekarang Di Jiarahi) Kemudian Kepala Syeikh Muhiyi Dibawa Ke Pancaniti Alun Alun Menes Untuk Diserahkan Ke Kantor Belanda.
Menurut Versi Cerita Yang Beredar Di Kp.Kadumeong Bahwa Sewaktu Syeikh Muhiyi Dikepung Dan Ditangkap Oleh Pasukan Belanda Di Gunung Jukung Syeikh Muhiyi Melepas Pakaiannya Lalu Pakaiannya Menjelma Menjadi Orang Yang Mirip Dengan Beliau . Syeikh Muhiyi Yang Asli Selamat Dari Kepungan Pasukan Belanda Kemudian Tanpa Mengenakan Pakaian Beliau Melanjutkan Perjalanan Ke Suatu Tempat Dan Menancapkan Tongkat Di Situ Kemudian Tongkatnya Tumbuh Menjadi Pohon Yang Dinamakan Pohon kabarosan. Sekarang Tempat Itu Bernama Kampung Kabarosan kec.Pulosari.
Lalu Beliau Melanjutkan Perjalanan Ke Kampung Kadu Payung Menuju Tempat Pamannya Yang Bernama Ki Rasam Yang Juga Ahli Juhud ,Saat Ditanya Oleh Ki Rasam Tentang Keadaan Beliau, Syeikh Muhiyi Menjawab Saya Di Kejar Kejar Pasukan Belanda Lalu Syeikh Muhiyyi Menuturkan Bahwa Pakaian Saya Di Tinggal Di Gunung Jukung Untuk Mengelabui Pasukan Belanda ,Kemudian Syeikh Muhiyyi Di Berikan Pakaian Oleh Istri Ki Rasam Karna Beliau Tidak Mengenakan Pakaian Sewaktu Datang Ke Rumah Ki Rasam.Kemudian Ki Rasam Bertanya Kepada Syeikh Muhiyi ‘’Terus Kamu Mau Pergi Ke Mana’’ Syeikh Muhiyi Menjawab Saya Akan Meneruskan Perjalanan Ke Ujung Kulon Kemudian Dilanjutkan Menuju Ciirebon, Tapi Sebelumnya Saya Mau Mengibarkan Bendera Hijau Di Menes.Konon Sejarahnya Bendera Hijau Atau Romal Hijau ( Sorban Hijau )Itu Pemberian Ki Rasam .Sampai Sekarang Pun Belum Terungkap Falsafah Pengibaran Bendera Hijau Yang Dilakukan Oleh Syeikh Muhiyi Di Menes.Mungkin Saja Itu Merupakan Simbol Dari Kebangkitan Agama Islam Di Kemudian Hari Di Kota Menes Wallahu A’lam Bishowab.
Dan Sampai Saat Ini Pun Keluarga Syeikh Muhiyyi Yang Tinggal Di Kp Kadu Meong Desa Kaduronyok Kec.Cisata Kab.Pandeglang Banten Mengganggap Tidak Mengetahui Keberadaan Pasti Syeikh Muhiyyi.Dan Menurut Salah Satu Keterangan Dari Keluarga Besar Beliau Bahwa Tempat Yang Sekarang Di Jiarohi Adalah Patilasan Keramat Syeikh Muhiyi Di Sebut Patilasan Keramat Karna Pakaian Syeikh Muhiyi Bisa Menjelma Menjadi Manusia Disaat Beliau Meloloskan Diri Dari Kepungan Pasukan Belanda.Kami Mohon Maaf Bila Cerita Tentang syeikh muhiyi terdapat versi yang berbeda, harapan kami kawan kawan yang budiman bisa membantu kami mengungkap lebih detail tentang sejarah syeikh muhiyi lewat kolom komentar. WALLAHU A’LAMU BISHOWAB.
silahkan tonton videonya dibawah ini
Rahasia Cepat dan Mudah BISA tampil PERCAYA DIRI berbicara didepan BANYAK ORANG
Silahkan Cek
>> DISINI <<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar